Hukuman Sebenarnya?

1812 Kata

“Hiyaaaaaaa ….” Sinar matahari pagi yang cerah menembus celah gorden, menyapu wajah Zeron. Dia menggeliat pelan, merasakan otot-ototnya yang sedikit pegal. Tangannya terulur mencari Sonya di sebelahnya, namun hanya menemukan ruang kosong. Matanya sontak terbuka, dan ia terdiam sejenak. Ranjang di sebelahnya sudah rapi, bantal dan selimut tertata sempurna, seolah tak pernah ada yang menempatinya. Sonya sudah tidak ada di kamar. Zeron segera bangkit, duduk tegak di tepi ranjang. Dia melirik jam digital di atas nakas. Pukul 08.00 pagi. Mata Zeron membulat sempurna. Sontak pria itu memijat pangkal hidungnya, merasakan denyutan samar di sana. “Jam 08? Bisa-bisanya aku kesiangan dia biarkan?” gumamnya terdengar kesal. Padahal, semalam dia sudah menjelaskan dengan gamblang bahwa jadwalny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN