Duh, Om...

1288 Kata

“Dicatet,” saran Igor. Gema langsung menuju meja kerjanya. Menghidupkan komputernya. “Penataan butik juga jangan monoton. Suruh mereka berdua berkreasi sendiri. Biar terkesan butik kamu selalu apdet. Rancangan kamu juga harus apdet sekalian,” Igor memperhatikan Gema yang duduk manis di depan komputernya. Gema langsung mencatat ide-ide yang baru saja diungkap Igor. “Om, udah ah. Lagi serius nih,” sungut Gema sambil menepis tangan Igor yang meremas dua payudaranya dari belakang. Igor memang nakal. Igor mengambil kursi dan duduk di samping Gema. “Ya, pertama mengenai musik, kedua, penataan ruang, ketiga, tadi tentang acara di televisi depan,” “Adalagi nggak, Om?” Igor mengedar pandangannya ke ruangan Gema. “Untuk sementara ini aja dulu,” Igor terlihat meraih ponselnya yang berbunyi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN