Gema mendengar getaran ponsel dari tas kecilnya. “Bentar, Sarah. Om Igor nelpon,” sela Gema di tengah-tengah obrolannya dengan Sarah. Sarah mengangguk tersenyum. “Iya, Om?” “Masih ngobrol dengan Sarah?” “Iya, masih,” “Hm, barusan Hanif pulang dari kantor,” “Oh,” “Dia mau ngobrol sama kamu,” “Hm, tentang apa?” “Perasaannya,” “Idih, Om Igor,” “Om serius, sayang,” “Nggaklah, ngapain,” “Ngobrollah. Ntar Om temenin. Biar dia tenang … Sarah juga,” Gema berpikir sejenak. “Emang kapan?” “Terserah Nyonya Igor,” Gema tergelak. “Om aja yang nentuin,” “Am, besok pagi sebelum kerja ... biar fresh,” “Ok, Om,” Gema menutup ponselnya setelah membaca pesan pendek dari suaminya. Lalu menatap Sarah. “Besok, kita ketemu lagi Sarah. Ajak Hanif. Om Igor ajak brunch di The Breeze,” *** S

