42. Bukan Mimpi

1551 Kata

“Kau siap?” Rayden hanya mengangguk sebagai jawaban. Saat ini ia dan Ruby tengah berada dalam perjalan menuju rumah orang tua Ruby setelah dari bandara. Sesuai rencana dan jadwal penerbangan, mereka berangkat pagi dan tak sampai siang dipastikan sudah tiba di rumah orang tua Ruby. Ruby menatap Rayden dari posisi. Saat ini ia duduk di samping suaminya itu, di kursi penumpang. Ia sengaja menggunakan taxi, tak ingin merepotkan ayahnya untuk menjemput di bandara. Sementara Jade, pria itu mengatakan harus kerja lembur untuk hari ini. Ruby pikir, kakak tirinya itu berbohong. Entah hanya perasaannya saja atau benar adanya. “Apa terjadi sesuatu?” tanya Ruby. Sejak ia bangun pagi tadi sampai detik ini ia merasa ada yang aneh dengan Rayden. Bukan kembali bersikap dingin seperti sebelumnya, tap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN