Kelakar tawa Dafa memenuhi ruangan. Ia tak bisa berhenti tertawa, menertawakan Rayden setelah tahu semuanya. “Hahaha … ya ampun, ya ampun … aku sampai mau pipis di celana. Hahahaha.” Dafa yang duduk di sofa sampai terpingkal-pingkal membayangkan Rayden jatuh dari pohon lalu jatuh dari tangga. Rayden terus saja melotot. Melotot pada Dafa yang sama sekali tak punya empati. Meski terlihat dan terdengar lucu saat diceritakan, tapi karena itu semua dirinya sampai berada di rumah sakit. “Jika kedatanganmu ke sini hanya untuk tertawa, enyah saja dari sini,” ucap Rayden. Bukan hanya kesal karena Dafa terus menertawakannya, tapi juga kesal karena Dafa sudah mengganggu acara makan siangnya. Gara-gara Dafa, Ruby tak jadi menyuapinya. Ia tak mau Dafa terus menggodanya jika melihat Ruby menyuapin