Ruby menatap undangan di tangan dalam diam. Ia kemudian menoleh pada Rayden yang tengah memakai kemeja. Ia hendak pergi ke kantor.
“Kenapa kau tidak memberitahuku?”
Rayden menghentikan sejenak gerak tangannya yang mengikat simpul dasi. “Dia ke sini hanya untuk memberi undangan. Dan aku sudah menerimanya.”
Ruby menatap Rayden yang memunggunginya kemudian memijit pelan pelipis. Apa Rayden masih saja cemburu?
Rayden membalikkan badan setelah kegiatannya memakai pakaian kantor selesai. Ia telah tampil rapi sekarang. “Kenapa? Apa kau sangat ingin bertemu dengannya?”
Kepala Ruby mulai berdenyut. Ia sedang memikirkan masalah kakaknya sebelumnya dan sekarang suaminya menambah pikiran dengan pertanyaan seperti itu.
Tamu yang datang sebelumnya adalah Azka. Ia datang memberikan undangan pert
