Bobby membanting pintu mobil dengan gusar, tangannya menenteng goodie bag bertuliskan nama toko roti ternama. Seumur hidup baru kali ini ia diperintah melayani bocah ingusan, kalau bukan Jofan yang memintanya tentu dia akan menolak dengan cepat. Lagi pula, Bimby ngidam selalu hal di luar nalar. Brownies cokelat dituangi yogurt, tetapi mau yang masih hangat. Bobby menunggu sejam lebih, entah seperti apa rasanya. Selain itu, kenapa Jofan juga harus rapat di waktu tak tepat? Menyebalkan! “Bob Ahjussi,” sapa Bimby sok manis, dia sudah tampak riang mendekat ke arahnya. Kabel earphone masih tergantung di telinga kiri, kepalanya bergerak-gerak sambil sesekali menyanyikan lagu yang tak dipahami oleh Bobby. “Bisa enggak ngidam yang benar?” Pemuda itu langsung menyerang, merasa dipermainkan oleh