54. Lorong Rumah Sakit

2047 Kata

“Mas, udahan lihatin itunya!” Aku hendak merebut benda pipih dari tangan Mas Adim, tapi lagi dan lagi Mas Adim menjauhkan benda itu dari jangkauanku. “Biar aku yang simpen sebelum kita check up ke dokter,” ujarnya sambil memasukan benda itu kedalam plastik bening, lalu dia taruh di saku jasnya yang tersampir di sandaran sofa. Ngomong-ngomong, saat ini kami sedang tiduran berdua di sofa bed ruang tengah, setelah sebelumnya sempat ngedrama karena Mas Adim dengan jahilnya membuatku menangis sampai sesenggukan. Aku menangis karena Mas Adim bilang kalau hasilnya negatif, padahal kenyataannya positif. Aku bahkan baru berhenti menangis ketika abang ojek online datang mengantar soto pesananku. Pokoknya Mas Adim tuh nyebelin abis! Tapi aku sayang. Gimana, dong? “Tahu nggak, mas?” “Apa?”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN