34. Double Kill

2104 Kata

                Aku menunduk, terus menunduk, karena terlalu takut untuk sekedar mengakkan kepala. Kedua tanganku terus saling meremas satu sama lain, bahkan beberapa bagian sampai memerah.   “Maaf, Yah, Bu...” ucapku pelan, karena saat ini suaraku rasanya tercekat di tenggorokan. “Ngapain aja semalam?” tanya ibu, dengan nada yang sama sekali tidak enak di dengar. “Nggak ngapa-ngapain, Bu. Cuma numpang tidur aja, karena sudah kemalaman.” Kali ini kuberanikan mendongak sedikit, dan benar saja, Ayah dan Ibu sedang menatapku tajam.  “Ibu sama ayah itu nguliahin kamu di Jakarta bukan untuk belajar pergaulan bebas, Shil! Ibu---” “Bu, maaf aku motong kalimat ibu dulu.” Aku berdiri, lalu kali ini dengan sedikit berani, aku menatap balik mata ayah dan Ibu.                 Bukan maksud a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN