“Kalian nggak lagi menyembunyikan sesuatu dari gue, kan? Ri? Dik? Lang?” Angga mengabsen satu per satu teman-temannya. Ketiga temannya menundukkan kepala. Ari sudah bercerita pada Dika dan Gilang apa yang Nadia lanturkan. Meski itu omongan orang mabuk, tapi biasanya benar. Hanya saja itu baru omongan Nadia. Tidak ada bukti apa-apa. Ari ragu apa harus menceritakannya pada Angga atau tidak. Dia tahu sahabatnya itu pasti akan langsung mendamprat istrinya dan memaksanya jujur. Ari takut ... semakin Angga menekan Nadia, perempuan itu semakin nekat. “Ri ... lu sahabat gue, kan? Apa yang lu sembunyiin dari gue? Kalau soal Kienar, tolong kasih tahu gue ada apa.” Ari memandang Angga cukup lama sebelum memutuskan untuk mengatakan apa yang dia tahu. Sahabatnya itu berhak tahu. “Tapi