Angga meraung. Diremasnya rambutnya dan dia menjerit-jerit histeris. Dika dan Gilang memeluk tubuh Angga yang terus meronta minta dilepaskan. Mulutnya meracau. Mengeluarkan kata-kata makian untuk mantan istrinya, Nadia. “Apa salah Bumi? Kenapa harus Bumi? Kenapa harus Bumi?” tangisnya tak kunjung reda. Gilang dan Dika harus memeganginya lebih kuat. Mereka takut Angga akan kabur dan berlari ke tempat Nadia. Mereka tidak bisa membayangkan seandainya Angga betulan mendatangi tempat Nadia. Dalam kondisi emosional, seseorang bisa melakukan apa saja. Saat ini pikiran Angga sedang digelapkan, sahabatnya takut Angga akan melakukan sesuatu yang merugikan dirinya sendiri. Ari meraih tubuh Angga yang masih memberontak. Dia memeluknya erat dan mencium ujung kepalanya. “Gue nyesel ngas