Sejak ingatannya kembali, ini pertama kalinya Angga menemui kakaknya. Bumi dan dia kini duduk berhadapan dengan suasan canggung yang melingkupi keduanya. Mereka berdua sama-sama tahu, mereka duduk di satu meja ini untuk membahas satu perempuan yang sama. Perempuan masa lalu Angga, sekaligus perempuan masa lalu Bumi. “Aku dan Kienar sudah tidak ada apa-apa lagi. Walau aku tidak mencintai Nadia, bukan berarti aku akan kembali pada Kienar dengan mudah. Sudah banyak yang kita lalui dan sepertinya hubungan kami tidak pernah berhasil.” Angga mengetuk-ketukkan jemarinya di atas meja. Sebenarnya dia gelisah dengan keadaan ini. Tidak mungkin dia katakan kalau dia masih sangat mencintai Kienar dan ingin perempuan itu kembali padanya. Angga tidak bisa seegois itu. Dia takut kalau dia melakuka