Ketiga sahabat itu saling berpandangan. Lalu Dika menoyor Randu. “Ahh, elu, orang mukanya beda gitu. Jangan fitnah ah, nanti dilaporin karena perbuatan nggak menyenangkan.” “Saya juga menyangkal begitu. Tapi Nawang yakin banget, dia hapal mata sama gesturenya Nadia. Lagian saya juga pernah mergokin dia kayak ngikutin Kak Angga.” Dika dan Gilang spontan melihat ke arah Ari. Tidak ada orang yang paling hapal bentuk tubuh Nadia kecuali sahabatnya itu. “Apa?” tanya Ari seolah nggak terima ditatap seperti itu. “Tugas lu memastikan.” “Kok gue?” tanya Ari nggak terima di dorong-dorong kedua sahabatnya. “Udah sana. Mana tahu bisa sekalian nostalgia, kan? Dari pada lu kayak kambing kehilangan pasangan suka bengong nggak jelas.” Dika mendorong Ari semakin kuat. “Eh,