“Kak!” Nawang menghambur ke pelukan kakaknya yang berdiri gelisah di depan kamar ruang perawatan. “Gimana Mama?” Rasa bersalah mulai menjalari dadaanya karena selama ini tidak pernah menjenguk mamanya. “Dokter lagi meriksa. Tadi Kakak sudah sempat bertemu dokter dan katanya ….” “Katanya apa, Kak?” Pelukan pada kakaknya dilepas, menunggu Angga menyelesaikan kalimatnya. Walau seolah sudah bisa menduga apa yang akan dikatakan kakaknya, tetap saja Nawang berharap dugaannya salah. “Kita diminta bersiap. Keadaan Mama sudah sangat buruk dan dia terus menolak diobati.” “Kenapa? Kenapa Mama begitu?” Tak sanggup rasanya membayangkan wanita yang begitu kuat dan angkuh itu akan meninggalkan mereka selamanya. Walau rasa benci pernah bersemayam di dadaa Nawang, tapi dia tak pernah mengh