Di depan pintu putih ini Nawang berhenti. Sunyi. Aidan pernah bilang kalau kamarnya memakai peredam. Ditempelkannya telinganya di papan pintu. Berharap ada suara-suara yang bocor, tapi tidak terdengar apa-apa. Mungkin memang tidak terjadi apa-apa di dalam, Nawang saja yang terlalu curiga. Akan terlihat aneh kalau dia muncul tiba-tiba di depan mereka berdua padahal sebelumnya tidak ada undangan untuknya datang ke rumah ini. ‘Tidak apa-apa, kalau ditanya, aku tinggal bilang mau minta maaf sama Aidan dan nggak mengira ada Lisa di sini. Aidan juga pernah bilang kalau aku bisa main ke rumahnya kapan saja.’ Nawang pun menguatkan hati untuk membuka pintu kokoh di depannya. Bersiap pada kemungkinan terburuk yang akan dia temui di dalam kamar ini. Baru setengah tangannya menekan gagang pint