“I can’t stop, Fira ... say something before I hurt you!” “Do it, Bumi. Please ....” Bumi membuka pintu mobil dan memposisikan dirinya dan Kienar di kursi belakang. Kedua tangannya sibuk bekerja. Ini yang pertama bagi Bumi tapi insting lelakinya mampu meraba mana-mana saja titik sensitif wanita yang mendesah di bawahnya. Bibirnya sibuk menyusuri seluruh wajah dan leher Kienar yang memanjang karena wanita itu memberi akses penuh pada lelaki yang sedang bekerja di atasnya. Ada bagusnya juga Kienar mengenakan gaun yang terbuka di beberapa tempat seperti ini. Karena tanpa perlu meloloskan gaun tersebut, Bumi sudah bisa mengeluarkan kedua bukit dengan puncak yang telah mencuat tinggi. Kienar menjerit lirih ketika mulut dan lidah Bumi mulai bermain-main bergantian. Keduanya memperole