.ANGGA. Aku memandang orang-orang yang berkerumun mengelilingi tempat tidur tempatku berbaring. Beberapa jam yang lalu, aku mungkin menganggap kalau wajah-wajah cemas yang sedang memandangiku ini terlihat asing. Atau setidaknya mereka tidak pernah ada di memoriku. Tapi kini, ketika mataku membuka kedua kali setelah benturan yang kedua, aku ingat segalanya. Kecelakaan itu, hari-hari setelah terbangun dari koma, juga bagaimana Nadia berusaha memperlakukanku. Dan aku ingat pernah bertemu Kienar. Inginku tersenyum miris. Betapa takdir sedang mempermainkan kami saat ini. Aku ingat dengan siapa dia saat itu. Bumi. Dia bersama Bumi dan mereka kelihatan intim. Apa mungkin mereka sepasang kekasih? Syukurlah kalau iya. Setidaknya aku lega karena Kienar berada dengan seseorang yang baik