"Kayaknya hari ini Tantri udah boleh pulang," jawab Soni. Ia membelai kepala Cia dengan lembut. "Kamu nggak usah khawatir. Aku udah jenguk dia, kok. Bareng Bumi, tapi Bumi akhirnya nggak mau masuk ke kamar Tantri." Cia mengangguk. Ia mengerti. Menjadi Bumi pasti sangat berat. "Tapi Tantri beneran nggak apa-apa, Yah?" "Nggak, kok. Dia kelihatan stabil secara fisik. Tapi mungkin mentalnya emang terguncang. Yah, mau gimana lagi? Semuanya udah terjadi, semoga aja dia beneran sadar sama kelakuannya," kata Soni. "Ehm, ya. Tapi aku pengen jenguk dia, Yah," tukas Cia. Soni menggeleng. Ia tak bisa menebak bagaimana keluarga Cia bersikap. Ia tak ingin Cia terganggu dengan mereka. Baginya, kesehatan mental Cia jauh lebih penting dibandingkan apa pun. Apalagi mereka punya bayi kecil. "Lain kali.