Cia menggeliat pelan. Pagi telah menjelang dan ia sangat lapar. Ia tidak makan semalam karena terlalu mencemaskan Soni. Dan kini, ia langsung membuka mata. Cia mengerjap. Ini aneh. Bukankah ia tidur di sofa? "Ah, ya ampun!" Cia mendudukkan dirinya dengan hati-hati karena perutnya yang besar. Ia mendapati Soni tidur di kursi kecil. Kepalanya terkulai di tepian ranjang. Ini sama sekali tidak benar. Bagaimana bisa ia yang tidur di sini dan pasien justru duduk di kursi? Cia sangat ragu untuk membangunkan Soni, tetapi ia tidak bisa begini terus. Ia harus menghadapi semuanya dan menyelesaikan masalah. Jadi, Cia segera mengguncang lengan Soni. "Om! Bangun!" panggil Cia. Soni mengeluarkan suara yang mirip geraman hingga Cia merasa agak tidak enak. Ia menggeser posisi duduknya agak ke bawah ran