Rubby POV Demi Tuhan aku sangat susah untuk bernapas. Edgar seperti sedang menyalurkan semua dendam kesumatnya. Aku sudah berusaha mendorong atau ingin menendangnya. Tapi dia memang sangat kuat dan aku tidak mampu untuk menandingi tenaganya. "Bagaimana?" Dia sejenak menjauhkan wajahnya dengan napas terengah. Denganku yang hanya bisa menatapnya dengan buram karena airmataku. Dia mengusap wajahku, "Aku yakin sekali, masa lalu kita belum bisa kamu lupakan. Iyakan? Pertemuan kita, apa yang tarjadi saat di hari jadian kita, dan ... ciuman pertama kita!" "Aku sudah melupakannya disaat kamu mengatakan kata putus itu!" Balasku berdecih, aku sungguh sudah sangat membencinya. Katakan padaku, bagaimana caranya agar aku bisa membunuhnya tanpa punya dosa. "Dan harus kamu tahu, apa dilakukan sua

