Hari yang mendung

1046 Kata

Tidak ada yang tahu tentang takdir. Kita manusia hanya bisa berharap bahwa kehidupan bisa berjalan dengan baik seperti apa yang kita harapkan. Sebuah kebahagiaan besar ketika Rubby mendengarkan kalimat agung yang telah lama ia idamkan. Namun siapa tahu, ketika kebahagiaan itu hanya ia rasakan beberapa menit saja. Dan kini yang ia rasakan adalah, seperti sebuah tambak yang menancap di ulu hatinya yang paling dalam. Mamahnya adalah satu - satunya orang yang membuatnya sampai ia bisa sejauh ini. Berjuang di antara panas dan hujan, hanya agar Rubby bisa sekolah dan meraih cita - citanya. Sejak kecil, memang hanya perempuan berhati suci itulah, yang selalu mendukung dan memberikan apa pun yang Rubby minta. Meski kadang ia protes, kenapa harus Ibunya yang menjadi korban atas ketidak warasa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN