Rubby POV. Mamah perlahan membuka kedua matanya. "Rubby ...." panggilnya pelan sekali. Membuatku segera menghampiri dan meraih tangannya pelan. Reynan berada di sampingku. Ah, sejak tadi dia memang terus menungguku, bahkan membatalkan semua meeting-nya. "Reynan, Nak." Mamah menatap ke arah Reynan. Membuatnya berdiri dan mendekat. Mamah meraih tangannya dan disatukan dengan tanganku. "Ibu tidak punya siapa - siapa lagi. " Mamah terdiam sejenak, airmatanya perlahan luruh pilu sekali. "Cuma Rubby yang Mamah punya. Tolong titip dia, Nak." Aku merasakan lirikan Reynan, seolah ia sedang meminta persetujuan dariku. Merasa Mamah sedang menatap pada kami berdua. Aku pun melirik Reynan dengan sebuah anggukan. "Mamah jangan khawatir, saya akan menjaga Rubby, seperti saya menjaga diri saya se

