Lima tahun kemudian…
“Edgar. Ayah sudah mau berangkat. Cepetan ya!” Ervin sedikit terburu-buru menyantap sarapannya ketika ia masih belum melihat anak semata wayangnya itu belum juga keluar dari kamar.
Ningsih, baby sitter yang ia sewa untuk membantunya mengurus Edgar baru keluar dari kamar bebarengan dengan anak kecil berusia lima tahun sambil menggendong tas ranselnya.
“Sabar loh. Edgar kan nanti berangkat sama Neneknya.” Lidya, datang dari arah dapur sambil membawa bekal makanan untuk Edgar. Hari ini anak lelakinya sudah akan memasuki taman kanak-kanak dan hari ini merupakan hari pertamanya.
“Kamu mau diantar sama Nenek?”
Anak kecil itu mengangguk lalu berusaha naik ke bangku dan melahap sarapannya yang saat itu adalah sarapan roti panggang dengan selai coklat kacang.
“Jadil
