Ervin mengusap-usapkan tangannya ke wajah sambil beberapa kali berjalan bolak-balik dan sesekali melihat arah pintu rumah yang masih tertutup rapat. Beberapa kali juga ia mengecek ponselnya dan berusaha untuk menghubungi seseorang. Tak lama kemudian, orang yang sedang ditunggunya pun datang. Membuka pintu dan melangkahkan kakinya gontai. Wajahnya terlihat sendu. Rupanya dia tidak menyadari kehadiran Ervin yang terpaku di tempatnya melihat Ghani dengan pandangan lega karena Istrinya kini sudah kembali ke rumah. “Kamu dari mana aja, sayang?” Ervin berjalan mendekati Ghani, merangkul pundaknya dan menatap matanya lekat-lekat. Ghani tidak langsung menjawab. Dia bergeming tanpa memandangi Ervin. Ervin memanggil lagi. “Maaf aku pulang terlambat. Aku siapin makanan dulu ya.” Walaupun se