"Mama… Papa…" gumam Sean dengan suara serak. "Sean!" Sisil langsung berlari memeluk putranya. Air mata menetes di pipinya. Dia ciumi pucuk kepala Sean berulang kali saking bahagianya. "Alhamdulillah, Sayang… kamu sudah sadar." Keanu mengusap kepala Sean, matanya ikut berkaca-kaca. "Kamu bikin Papa khawatir, Nak. Tapi kamu hebat, bisa melewati semuanya." Sean tersenyum lemah. "Aku kan anak Papa… pasti kuat." Sisil tertawa sambil menghapus air matanya. "Iya, kamu memang anak Mama dan Papa yang kuat." Sean melirik ke arah meja tempat sekeranjang buah dan boneka beruang cokelat berada. "Mama… aku haus." Sisil segera menuangkan air ke gelas, menyodorkannya ke bibir Sean. Bocah itu meneguk perlahan dan setelah itu menatap kedua orang tuanya bergantian. "Kenapa Mama sama Papa pegang tangan