Hari itu, setelah pulang sekolah, Sean duduk termenung di kursinya sambil menggigit bibir. Pikirannya berkecamuk, teringat wajah letih ibunya setiap malam. “Sampai kapan Mama harus kerja sampai malam terus?” gumam Sean dengan nada geram. Sebuah ide gila tiba-tiba terlintas di benaknya. Dia memutuskan untuk mendatangi kantor ibunya dan berbicara langsung dengan bos yang membuat ibunya menderita. Tanpa berpikir panjang, Sean menghampiri Tomy, salah satu kawannya yang juga diasuh oleh single parent. Bedanya, Tomy ditinggal mati ibunya sejak lahir. Sejak Sean pindah le sekolah ini, hanya Tomy lah yang mau berteman dengannya. "Tomy, kamu masih menunggu sopirmu?" tanyanya. Bocah kecil berkacamata itu mengangguk. Sean pun menyenggol bahunya. "Kamu mau nggak berkenalan dengan ibuku? Siapa ta