Pagi itu, sebelum Putra bangun, Tommy sudah berjingkat-jingkat keluar dari kamarnya. Dia membawa nampan kecil berisi roti, telur, dan segelas s**u hangat. Bibi di dapur tersenyum melihatnya. "Nak Tommy, hati-hati ya. Jangan sampai Tuan Putra tahu," bisik Bibi sambil mengusap kepala bocah itu. Tommy mengangguk semangat dan berjalan pelan menuju kamar Sarah. Dia mengetuk pintu pelan. "Tante Sarah, ini Tommy. Boleh masuk?" Sarah, yang baru saja bangun, menghela napas. Dia tahu betul bahwa bocah kecil itu sangat perhatian padanya, berbeda dengan ayahnya yang begitu membencinya. Sarah pun bangkit dan membuka pintu. Tommy tersenyum lebar dan langsung masuk dengan langkah kecilnya. "Tante, ini buat Tante dan adik. Sean bilang kalau punya adik itu menyenangkan, jadi Tommy ingin adik Tommy seha