"Jam berapa ini? Duh, mana kepalaku pusing lagi, kayaknya aku nggak sanggup buat jemput Sean," Sisil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Wajahnya pucat. Kepalanya pun terasa berat, tubuhnya lemas, dan mual masih menggelayuti perutnya sejak pagi. "Mana Mang Dudung lagi sakit lagi. Siapa yang jemput Sean kalau kayak gini? Aku akan suruh Mas Keanu!" Sisil melirik jam dinding. Sudah hampir jam 12. Waktunya Sean pulang sekolah, dan dia tidak ingin putranya menunggu terlalu lama. Sisil mencoba untuk menghubungi Keanu. Namun, hingga panggilan ke sepuluh, sang suami masih belum menjawabnya. "Kemana sih, Mas Keanu? Apa sebegitu sibuknya sampai nerima telepon aja nggak bisa," gerutu Sisil sambil menggenggam erat ponselnya. Tanpa pikir panjang, dia mengambil ponselnya dan menghubungi Put