"Kenapa jadi lapar, ya? Bikin s**u ah! Basanya ada Tommy yang nganterin. Kemana bocah itu? Kenapa sudah beberapa malam tak kelihatan batang hidungnya?" gumam Sarah sambil melangkahkan kakinya menuju ke dapu. Baru saja ia membuka kulkas, suara berat dan serak khas Putra terdengar dari ambang pintu. "Ngapain kamu malam-malam begini di sini?" Sarah refleks menoleh. Matanya membulat saat melihat Putra berdiri dengan piyama kusut dan rambut sedikit acak. “Aku… cuma mau buat s**u,” jawabnya gugup. Putra melangkah mendekat. Tatapannya merayapi tubuh Sarah dari atas ke bawah. “Oh aku tahu… kamu pasti sengaja ngelakuin ini ya?” “Kamu ngomong apa sih?” Sarah mengernyit, menunduk canggung sambil menuang s**u ke gelas. “Kamu pasti sengaja jalan mondar-mandir malam-malam begini, terus pura-pura