Sisil membuka matanya perlahan. Tubuhnya terasa remuk redam setelah dihajar habis-habisan oleh Keanu tadi. Dia menoleh ke samping dan mendapati sang suami masih tertidur dengan napas teratur. Lengan pria itu melingkari pinggangnya dengan erat, seolah takut ia menghilang. Sisil tersenyum samar. Jemarinya tergerak menyusuri garis rahang Keanu yang tegas dan dagunya yang ditumbuhi janggut tipis. Tidak ada lagi kesan dingin dan arogan seperti saat mereka pertama kali bertemu. Pria ini telah berubah. Untuknya. Untuk Sean. Untuk keluarga kecil mereka. Namun, senyumnya perlahan memudar saat ingatan tentang ancaman Sarah kembali menghantui pikirannya. Apa wanita itu benar-benar sudah menyerah? Atau justru sedang merencanakan sesuatu yang lebih berbahaya? Suara napas Keanu yang berat membuyarka