Pintu ruangan tiba-tiba terbuka dengan keras. Keanu yang sedang duduk di depan laptop nyaris terlonjak kaget, terlebih saat melihat sosok wanita yang muncul dengan gaya angkuhnya. Sasha—muncul dengan balutan blouse ketat warna merah dan rok pensil hitam yang terlalu pendek untuk ukuran kantor. Rambutnya digerai, dan bibirnya diberi sentuhan merah menyala. Ia tampak seperti sengaja datang untuk menarik perhatian. “Mas Keanu…” sapa Sasha genit, sebelum berjalan mendekat dan langsung mengalungkan tangannya ke leher pria itu, tanpa memberi kesempatan Keanu untuk menolak. Tubuhnya menempel erat. Dua benda kenyalnya menekan keras d**a Keanu membuat lelaki itu meneguk ludahnya kasar. Aroma parfumnya menusuk hidung, menyengat dan mencolok—jauh dari wangi khas Sisil yang lembut. Kalau kemarin,