Pada akhirnya yang Mirza lakukan adalah berdiri di belakang jendela dengan kedua kaki terbuka lebar dan kedua tangan terlipat di depan d**a. Kedua matanya memperhatikan Ammar dan juga Halwa dengan mata memicing tajam dan emosi yang tak bisa ia kendalikan. Lima menit pertama ia memperhatikan keduanya tampak asyik berbincang. Kepalanya dipenuhi tanya akan pembicaraan apa yang sedang mereka bahas sampai-sampai keduanya tampak begitu serius. Lima menit selanjutnya, keduanya berbicara dengan posisi tubuh saling menghadap. Jika saja tidak ada meja di antara mereka, Mirza yakin kalau lutut keduanya akan saling bersentuhan. Lima menit selanjutnya lagi, tangan kanan Ammar terulur dan menyentuh tangan kiri Halwa. Hal itu membuat Mirza memanas dan kakinya gatal ingin melangkah keluar. Namun ia me