Telah berlalu dua hari tapi masih juga belum ada tanda jika Rubin akan segera sadar, Daya berdiri di samping tempat tidur lelaki yang belum juga membuka matanya selama dua hari ini. Tangan Daya di lipat di depan perut. “Aku tau kamu tidak selemah ini, harusnya kau sudah sadar sejak kemarin, sekarang buka matamu, jangan biarkan aku memaksamu membuka mata dengan cara seperti dulu.” ancam Daya. Masih belum ada respon dari Rubin, Daya menghela nafas dia lalu mengambil selotip dari dalam tasnya tapi tanpa di duga gerakan tangan Daya berhenti karena cengkeraman tangan Rubin di pergelangan tangannya. Daya tersenyum, “Ternyata kau berpura-pura tidak sadar selama ini, apa kamu ingin aku benar-benar membantumu kehilangan oksigen yang kamu hirup?” bisiknya. “Kau masih sangat kejam dengan kakakmu