GREB! Di luar dugaan, Enzo tak sungkan langsung melesat memeluk erat Sinola setelah menemukan presensi gadis itu di ruang tamu rumah pamannya. Mata Enzo terpejam kusyuk, menghirup dalam-dalam aroma Sinola yang masih begitu familiar —seperti hujan pertama di musim kemarau, sejuk tapi menyengat. Gadis itu tetap sama, meski enam bulan lamanya ia menghilang ke Jerman, membawa serta segenap cerita yang belum selesai antara mereka, setidaknya bagi Enzo. Kini, di pelukan ini waktu seakan terpenggal. Dada Enzo berdegup tak karuan. Ada kerinduan yang menggunung, akumulasi dari hari-hari di mana ia memaksakan diri untuk melupakan, tapi gagal. Sinola masih menjadi bayangan yang mengusik, bahkan ketika statusnya sebentar lagi akan resmi menjadi tunangan wanita lain. Seharusnya, ini sudah tamat.

