"Selamat, operasi saudara Ryan ... sukses." Ujaran dokter seketika membuat tiga orang dihadapannya berdecak penuh syukur. "Thanks, God." Sinola terharu, secara spontan memeluk Pegy yang berada disebelahnya. Sementara Benjamin turut bahagia, mengulas senyuman terbaiknya. Beberapa saat kemudian. Ruang rawat Ryan. Terlihat Pegy dan Sinola sedang memandangi tubuh Ryan yang masih belum sadarkan diri di atas brankar. "Udah pulang, gih. Ryan masih butuh waktu untuk sadar dan pulih. Ini udah sore. Besok 'kan kamu ngantor," pinta Pegy sedikit memaksa. Ia tahu betul, Sinola berhak istirahat imbas drama panjang hari ini. "Tapi beneran ya, kabarin aku segera kalau Ryan udah bangun, lho." "Pasti, Nola." Sinola pun pamit dari ruang rawat Ryan menuju Benjamin yang menunggunya di luar. "Ben."

