Benang Merah Yang Menyakitkan

1283 Kata

"Uhm, sorry," tutur Sinola sedikit grogi karena jarak yang terlalu dekat dengan Enzo. "Gak kerasa kalau helm nya masih nempel." "Gak apa-apa." Enzo akhirnya sukses melepaskan helm dari kepala Sinola. "By the way, jangan lupa lho, weekend camping." Sinola lantas memganggukan kepal takzim. "Zo, apa kabar?" sapa Diego yang tiba-tiba saja datang dan menyapa Enzo di halaman mansion. Tak hanya Diego, Benjamin turut menghampiri, berjalan beriringan di sebelah ayah Sinola. Di saat bersamaan, kedua pasang mata insan yang kini resmi putus itu menatap sendu tak terbaca. "Baik, om," balas Enzo. "Kok bisa barengan Nola?" "Ah, itu—" "Papa gak perlu kepo. Ntar Nola ceritain," sela sang putri ketus sembari melirik bombastis ke arah Benjamin yang sedang mematung. "Nola masuk dulu, Pa." Sang gad

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN