“Pak Bin?” panggil Sinar ketika tidak melihat pria itu di depan mata. “Ruang kerja.” Sinar menoleh pada ruang yang sejajar dengan kamar Bintang. Pintunya sedikit terbuka dan suara pria itu berasal dari sana. Sambil mengusap rambut basahnya dengan handuk, Sinar bergegas masuk ke sana. Namun, ia hanya berdiri di bibir pintu, bersandar pada bingkainya. Melihat Bintang duduk di meja kerjanya dan sedang bergelut dengan layar laptop. “Pak—” “Saya ada janji jam 10.” Bintang lebih dulu bicara ketika Sinar membuka mulut. “Jadi, nanti saya tinggal ya. Jangan nangis,” godanya lalu terkekeh. “Saya bukan anak kecil!” “Makan aja disuapin,” balas Bintang semakin tertawa lepas melihat wajah kesal Sinar. “Kalah sama Astro.” “Pak Bin!” Sinar menghentak kaki. Menegakkan tubuh lalu menghampiri Bintang

