31 : Jeda

1911 Kata

Tanggapan berbeda Lita dapatkan ketika akhirnya ia bertemu Lily. Sang adik melangkah enggan, menemuinya sambil sesekali melirik kesal kepadanya. Namun, kesalnya Lilyn barusan tak seemosional terakhir mereka bertemu. Ketika adiknya itu memaksa Arkana mengakui janin dalam perutnya. Ada yang berbeda dan perbedaan tersebut tampaknya membuat Lilyn menjadi lebih baik. “Kenapa menatapku seperti itu?” sinis Lilyn duduk dengan malas di kursi depan Lita. Layaknya tahanan lapas, menemui Lilyn juga wajib di ruangan khusus. “Kangen,” ucap Lita sembari memasang wajah manja. Setelah meliriknya tajam, Lilyn yang tampak tidak percaya dengan ucapan Lita, memalingkan wajah. Namun, Lita mendapati perubahan mencolok dari kedua mata Lily. Mata agak sipit itu menjadi memerah dan perlahan basah. “Yakin, kamu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN