“Jun, lo marah sama gue?” Jena bertanya sembari menatap dari samping cowok berbadan tinggi di sampingnya itu. Cowok yang masih memasang wajah datarnya itu sedari tadi hanya diam dan memainkan ponselnya. Bahkan ia tak menoleh sama sekali kepada Jena yang semenjak tadi mengajaknya bicara. Kentara sekali bahwa cowok itu sedang mengambek kepada Jena. Namun yang anehnya, Jena malah gemas kepada Jun yang bertingkah seperti sekarang ini. Jun yang merajuk begini jarang ia temui. Sebaliknya, justru biasanya Jena lah yang sering merajuk. Maka dari itu, kini ketika cowok itu yang merajuk, bukannya merasa bersalah, Jena malah sedari tadi rasanya ingin selalu tersenyum saja. Baginya, Jun begitu menggemaskan saat ini. “Jun … jangan ngambek lagi ke gue dong.” Jena menatap Jun dari samping, masih beru