Keringat Ramon mengucur deras, bukan hanya karena efek tubuhnya memanas terbakar gairah, tetapi juga sedikit takut dan khawatir mengingat di rahim sang isteri tengah tumbuh buah cinta mereka.
Kulit mereka sudah saling gesek, tidak ada lagi yang menghalangi keduanya bersentuhan, reaksi aneh Elsa akan bau badan sang suami sudah lenyap entah kemana, membuat mereka bisa kembali dekat seintens ini.
Elsa melenguh, menekan kepala Ramon agar bisa dia raup bibir itu dan menikmatinya seperti yang biasa dia lakukan. Menghisap bibir merah Ramon dan menerobos masuk dengan lidahnya sampai ke rongga mulut.
Membuat momen mereka sore ini makin panas dan membara.
Ramon melepas pagutan bibir sang isteri, menatap dalam manik itu dan tersenyum.
"Kau tahu papa sudah mengancam ku tadi, Sayang?" desisnya lir
