(++) Keputusasaan dan Kehancuran.

1185 Kata

Kedamaian di Maladewa terasa kejam. Meskipun Zumena telah melepaskan Ayahnya dan memilih Jafran, malam-malam di pulau terpencil itu dipenuhi oleh bayangan keraguan dan rasa bersalah yang menusuk. Keputusan untuk memprioritaskan dirinya terasa benar, namun konsekuensi emosionalnya sangat berat. Ia telah memutuskan ikatan keluarga yang telah mengikatnya seumur hidup demi cinta dan kebebasan yang belum sepenuhnya ia genggam, dan rasa pengkhianatan itu mencekiknya. Malam itu, setelah seharian penuh ketenangan yang dibuat-buat, Zumena terbangun. Jafran tidur lelap di sampingnya. Zumena merasa sesak, rasa bersalah itu mencekiknya seperti racun. Ia membayangkan Ayahnya, Jason, sendirian di pengasingan, dan ia membayangkan Yayasan yang ia bangun di ambang kehancuran di Jakarta. Meskipun Jafran te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN