Sore itu, Jafran sedang mempersiapkan diri untuk pertemuan penting yang ia janjikan dengan Zumena. Ia sudah memesan makanan dari restoran Italia favoritnya dan memastikan ruang penthouse bersih dari jejak-jejak gairah pagi. Namun, rencananya tiba-tiba dibatalkan oleh panggilan telepon dari ayahnya, Aksa Abimana. Aksa sedang kurang enak badan dan tidak bisa menghadiri acara makan malam formal Asosiasi Pebisnis Senior Malam Ini. Acara ini krusial—bukan karena nilai bisnisnya yang besar, tetapi karena mewakili status dan koneksi yang telah dibangun Abimana selama puluhan tahun. Jafran harus mewakili. Dengan rasa kesal, Jafran menelepon Zumena. “Mena, aku minta maaf. Aku harus membatalkan pertemuan malam ini,” kata Jafran, suaranya mengandung penyesalan yang tulus. “Dibatalkan? K

