Perjanjian Pranikah.

1135 Kata

Keesokan paginya, Zalikha bangun dengan wajah masam, mengingat jika dia kembali terjebak dalam bujuk rayu Daylon semalam. Dan lucunya pagi ini Daylon masuk ke kamarnya dengan santai minus dosa, dan Zalikha heran dia sampai tak ingat kapan lelaki itu keluar dari kamarnya. “Selamat pagi bidadari surgaku. Cantik seperti biasa!” sapa Daylon seraya melangkah masuk sambil membawa nampan berisi roti panggang dan segelas s**u hangat. “Bidadari?” sahut Zalikha dengan nada ketus. Daylon mengangguk dengan senyuman ceria di wajahnya, dia meletakkan nampan itu di bench–kursi ujung tempat tidur. “Aku mati, dong, kalau gitu. Bidadari kan hanya ada di surga!” ujarnya dengan nada kesal. Daylon terkekeh, sepertinya calon istrinya itu sedang marah saat ini gara-gara dia kembali menggagahinya semalam. Dia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN