Empat Puluh Enam

1839 Kata

Ratna masih berdiri di sini. Menunggu Bara yang tak kunjung datang. Sesekali matanya kembali menatap ke arah ponsel memeriksa apa ada pesan masuk dari suaminya. Tetapi nihil. Pesan yang tidak di balas adalah tanda bahwa lelaki itu masih belum membuka ponselnya. "Kenapa Tuan belum datang ya? Tadi katanya sudah masuk area perkampungan. Tapi kok belum datang juga," gumam Ratna khawatir. Ia mencemaskan suaminya, takut jika terjadi sesuatu hal buruk. Sedangkan waktu semakin mempersulit keadaan. Sebentar lagi langit berubah warna menjadi hitam, jalanan akan semakin gelap. Mencoba menunggu dengan kesabaran, mungkin sebentar lagi Tuan Bara sampai. Ratna memutuskan untuk terduduk di pangkalan ojeg. Kebetulan tempat ini cukup sepi karena beberapa tukang ojeg sudah ada yang pulang dan ada bebe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN