Rayyan mengedarkan pandangan. Menatap sekeliling ruangan yang dipenuhi bermacam merek pakaian ternama pun orang-orang yang berlalu lalang di sana. Tak lama, orang yang dia tunggu-tunggu datang. Sedikit tergesa dan tampak merapikan bajunya yang sedikit berantakan. “Ada apa sampai menemuiku tanpa pemberitahuan begini?” Pras Nugroho yang hari ini memakai setelan abu-abu menegakkan tubuhnya begitu duduk di depan Rayyan yang terlihat menakutkan dari pada biasanya. Sorot matanya yang tajam, terlihat menghunus dalam sehingga membuatnya bergidik sebentar. Entah ada maksud apa, pria itu menemuinya secara tiba-tiba. “harusnya kamu menghubungiku lebih dulu, Rayyan.” Lanjut Pras Nugroho yang kali ini mengusap leher berkeringatnya. “misalkan aku tidak—“ “Saya tidak mau buang-buang waktu. Saya datang

