Tuan Malik membuka pintu ruang ICU setelah mencoba menetralkan raut wajahnya. Bersiap melihat kondisi Dirga yang mungkin membuatnya kembali terluka. Namun, begitu dia menengadah—menjatuhkan pandangannya ke brankar tempat Dirga terbaring tak berdaya, dia justru mendapati Dirga yang juga tengah melihat ke arahnya. Dengan posisi sedikit tegak dan raut wajah yang lebih baik dari pada sebelumnya. Alat-alat medis yang menempeli tubuhnya juga tidak begitu banyak sekarang dan apakah, dia boleh memeluk Dirga sekarang? Seorang dokter yang berjaga di sana menghampiri tuan Malik yang mematung di pijakan. Belum berani mengambil langkah karena tuan Malik sedang mengendalikan perasaannya yang meledak-ledak. Rasa ingin memeluk Dirga sekarang kemudian mengatakan siapa dirinya sebenarnya tapi dia takut me

