Tiba di rumah Ilham, Indira turun dari mobil. Menunggu Ilham membuka bagasi untuk mengambil tasnya. Perempuan itu menuju bagian belakang mobil Ilham. “Tuan, berapa lama saya harus bekerja jadi pengasuh tuan Kenzi?” “Sampai Kenzi bosan sama kamu.” Ilham menjawab dengan asal karena dia tidak suka dengan pertanyaan itu. “Tapi, saya kan harus ngurus bisnis catering saya, Tuan? Nanti gimana dengan catering saya kalau saya kelamaan di sini.” Ilham menghela napas lalu menatap tajam pada Indira. “Dengar ya, Dira, Kenzi itu anak kamu, memangnya kamu sebagai ibunya tidak mau tinggal bersamanya? Ibu macam apa kamu?” Indira membalas tatapan tajam Ilham tidak kalah sengitnya. “Tuan, Kenzi memang anak saya. Dia lahir dari rahim saya, tapi apa selama ini Tuan anggap saya sebagai ibunya? Dulu sa