"Bisa jadi bertiga. Yang satunya teman kamu--setan." Enteng sekali bibir Lian dalam meluncurkan kata 'setan'. Vanya yang tidak terima dengan jawaban ngawur Lian lantas mengamuk-ngamuk. "Enak aja! Masa cantika-cantik begini temannya setan, sih!? Yang bener aja, Mas.." Lian menaikkan sebelah alisnya tatkala Vanya mengatakan dengan begitu percaya diri bahwa dirinya cantik. Walau sebenarnya tidak salah-salah amat. Karena kenyataannya sesuai dengan perkataan gadis itu. Ia memang cantik. "Kenapa ekspresi Mas Lian kayak ngenyek begitu? Enggak terima kalau saya akui diri saya cantik? Mau protes? Protes ke Mami dan Papi saya, gih! Soalnya mereka yang selalu bilang kalau saya ini cantik!" "Untuk apa saya memprotes hal yang memang benar adanya? Buang-buang waktu dan tenaga." Hah? Gimana? Lian