Vanya pasrah. Wajahnya sangat tidak fresh meskipun ia sudah mencuci mukanya berkali-kali. Kini gadis itu telah duduk manis di depan meja rias yang biasanya sering ia fungsikan sebagai meja kerja. Kali ini Vanya berusaha memoles wajahnya yang menyeramkan dengan kantung mata hitam itu dengan makeup. Conclear terbaiknya dikeluarkan untuk digunakan. Walau sebenarnya malas. Toh, ia dan Lian hendak mencari sarapan. Bukan hendak berkencan ke sebuah restoran bintang lima. Hanya mengenakan conclear, bedak tabur, lipstik nude yang diombre dengan liptint warna merah, Vanya telah siap untuk menemui Lian. Sebelum suara maminya menggelegar kembali. Tak lupa Vanya memasukkan ponsel dan dompetnya ke dalam sebuah tas selempang kecil. Pagi ini menurut Vanya, outfitnya biasa saja. Hanya celana kulot berwa