Terhitung sudah lima hari ini Vanya tidak bisa menjumpai Danisha saat di kampus. Danisha seperti menghindar darinya. Entah apa yang membuat Danisha melakukan hal itu? Yang jelas, segala pesan-pesan yang Vanya kirimkan kepada Danisha hanya terkirim. Namun tidak terbaca satu pun. "Danisha layar HP-nya rusak kali, ya? Atau keyboardnya yang rusak? Pesan-pesanku cuman terkirim. Enggak dibaca atau dibalas sama sekali!" Vanya menghela napasnya. Ia masih berusaha berpikir positif, seperti sebelum-sebelumnya, Danisha pasti sibuk. Apalagi beberapa bulan lagi Danisha wisuda. Namun, Vanya merasa lelah. Lelah karena seperti diajak bermain kucing-kucingan. Padahal Vanya hanya ingin bertemu dengan Danisha. Pertama, karena rindu mengobrol ke sana-ke mari. Kedua, ekhm..sekaligus menuntaskan rasa penasar